GfrlBSzoGUz5GUdlGpAlGfG0Gd==
  • Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh

Stunting pada Remaja: Mengapa Masalah ini Perlu Mendapat Perhatian Kita


Lhokseumawe - Angka stunting di Indonesia masih jauh dari target penurunan sebesar 14 persen pada 2024. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting nasional sebesar 21,5 persen, turun sekitar 0,8 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Lhokseumawe, InfoPublik - Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan angka prevalensi stunting atau tengkes di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, mengalami penurunan signifikan sebesar 7,4 persen. Dari 28,1 persen di tahun 2022, kini turun menjadi 20,7 persen di tahun 2023.

Stunting juga terjadi pada remaja,  remaja yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan dan juga risiko lebih tinggi untuk tetap merasa miskin di kemudian hari. Oleh karena itu, penting untuk merangkul remaja dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting.

Penyebab stunting pada remaja tidak jauh berbeda dengan penyebab stunting pada anak-anak. Kekurangan gizi kronis, kurangnya asupan nutrisi yang sehat, serta sanitasi dan kesehatan yang buruk, adalah faktor-faktor yang menyebabkan remaja mengalami stunting. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat juga dapat berkontribusi terhadap stunting pada remaja.

Dampak stunting pada remaja sangatlah signifikan. Remaja yang mengalami stunting cenderung memiliki daya beli yang lebih rendah, prestasi akademik yang lebih buruk, dan juga risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas dan penyakit kronis di kemudian hari.

Upaya penanggulangan stunting pada remaja memerlukan kerja sama yang baik dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat. Upaya pencegahan stunting meliputi kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi yang seimbang dan gaya hidup yang sehat, serta program-program yang mendukung remaja untuk mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang. Pada tingkat keluarga, orang tua dan keluarga perlu memberikan perhatian khusus untuk memastikan anak-anak remaja mendapat asupan nutrisi yang cukup dan menghindari terjadinya kekurangan gizi kronis.

Pasangan H.Fathani-H.Zarkasi bacalon Walikota dan Wakil Walikota Lhokseumawe mengucapkan “Selamat Hari Palang Merah Indonesia” (AD) 

Stunting pada Remaja: Mengapa Masalah ini Perlu Mendapat Perhatian Kita

0

0 Komentar untuk "Stunting pada Remaja: Mengapa Masalah ini Perlu Mendapat Perhatian Kita"